Kamis, 28 Agustus 2014

Gimana sih sebenarnya?


Aku selalu berfikir untuk menjadi sukses sukses dan sukses, mendapatkan banyak pencapaian dan tidak dipandang sebelah mata sama orang. Tetapi kadang aku berfikir kalo aku sudah mencapai yang aku impikan dan banyak yang memujiku pasti dalam diri akan terbesit sedikit rasa berbangga diri dan takutnya itu akan menjadi sebuah kesombongan. Aku juga sempat berada di titik terbingungku saat aku berfikir aku harus memulai hidup dari mana, hidup ini seakan mengandung banyak sekali kacamata untuk mengurai jalan mana yang harus ditempuh untuk menjadi sukses,  ada yang bilang jika kamu ingin sukses kamu harus ikut ini ini ini belajar ini ini ini menjadi orang yang seperti  ini ini ini sampai aku berfikir “ah ini hidup gua, gua  berusaha ya gua yang dapet gua malas  gua gak  bakal bagi kesedihan sama elu” Yah, seperti prinsipnya penulis Raditya dika: “Tuhan yang nentuin, gua yang jalanin dan orang lain yang ngomentarin. Terus gua mesti peduli?”. Memang sebuah motivasi itu perlu, kadang kita sangat memerlukannya sampai cari-cari di Syeh gugel kata-kata motivasi yang pas untuk masalah ini itu tapi terkadang sebuah motivasi seperti kata temenku hanya sebagai penghibur saja dan tidak memberi solusi, dan aku sebagai remaja tahap akhir aku kadang-kadang tidak labil dalam menyikapi seuatu, kadang ikut-ikutan tapi kadang juga tetap kokoh dalam pendirian pendapat sendiri, tapi tak apalah namanya juga masih mencari jati diri *ketuweken. Kembali pada  masalah sudut pandang tentang tahap menuju sukses, ini pasti erat kaitannya dengan roda diatas dan di bawah. Aku pernah merasakan berada di roda atas tapi juga berada di bawah. Aq pernah mendapat penghargaan dipuji banyak orang dan banyak orang yang selalu ingin lebih dekat denganku, tapi tak jarang aku juga pernah di cemooh, di remehkan banyak orang, dan bahkan di hina oleh teman yang selama ini aku percaya, aku pernah merasakan ini semua. Dan tahukah kamu bagaimana perasaanku ketika aku berhasil mencapai yang aku impikan? Hampa. Ya aku merasakan kehampaan yang nyata. Setelah aku banyak banyak mengucapkan Alhamdulillah dan setelah itu? Dan inilah sifat manusia sesungguhnya, manusia tidak akan pernah lupa atas sifat puasnya yang tak pernah dipunya. Hampa itu terjadi karena aku merasa ah hanya seperti ini, coba aku dulu begini coba aq dulu begitu dan ntar ak mau begini ntar aku seperti itu hmmm.. tidak akan pernah bisa bersyukur. Nah itulah sifat yang selama ini aku berusaha untuk mengendalikannya, berusaha utuk memangkas habis agar bisa menjadi pribadi yang lebih dari harapan.
Yah beginilah pandangan errorku mengenai sebuah pandangan dan pendapan dari arti sukses itu sendiri, sukses kadang lupa akan syukur dan itu yang selalu aku takutkan, tapi bukan berarti keakutan itu akan menghalangiku untuk lebih jauh melangkah dan berubah. Memang kita tidak bisa menguniversalkan berbagai pendapat, karena penguniversalan sendiri tiap individu tiap daerah itu berbeda, dan seenggaknya saya masih punya panutan dalam cara berfikir dan menurut saya pemikirannya begitu luas dan bijak itulah pemikiran Rasulullah SAW, tempat semua pendapat disandarkan. Shollu ‘ala nabi Muhammad…
Meskipun cuplikanku saat ini agak ngelantur (emang pernah bener?), aku harap para pembaca entahlah siapa yang mengetahui blog pertama sekaligus geje ini bisa menikmatinya. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar