Aku selalu berfikir untuk menjadi sukses sukses dan sukses,
mendapatkan banyak pencapaian dan tidak dipandang sebelah mata sama orang. Tetapi
kadang aku berfikir kalo aku sudah mencapai yang aku impikan dan banyak yang
memujiku pasti dalam diri akan terbesit sedikit rasa berbangga diri dan
takutnya itu akan menjadi sebuah kesombongan. Aku juga sempat berada di titik
terbingungku saat aku berfikir aku harus memulai hidup dari mana, hidup ini
seakan mengandung banyak sekali kacamata untuk mengurai jalan mana yang harus
ditempuh untuk menjadi sukses, ada yang
bilang jika kamu ingin sukses kamu harus ikut ini ini ini belajar ini ini ini
menjadi orang yang seperti ini ini ini
sampai aku berfikir “ah ini hidup gua, gua berusaha ya gua yang dapet gua malas gua gak bakal bagi kesedihan sama elu” Yah, seperti prinsipnya
penulis Raditya dika: “Tuhan yang nentuin, gua yang jalanin dan orang lain yang
ngomentarin. Terus gua mesti peduli?”. Memang sebuah motivasi itu perlu, kadang
kita sangat memerlukannya sampai cari-cari di Syeh gugel kata-kata motivasi
yang pas untuk masalah ini itu tapi terkadang sebuah motivasi seperti kata
temenku hanya sebagai penghibur saja dan tidak memberi solusi, dan aku sebagai
remaja tahap akhir aku kadang-kadang tidak labil dalam menyikapi seuatu, kadang
ikut-ikutan tapi kadang juga tetap kokoh dalam pendirian pendapat sendiri, tapi
tak apalah namanya juga masih mencari jati diri *ketuweken. Kembali pada masalah sudut pandang tentang tahap menuju
sukses, ini pasti erat kaitannya dengan roda diatas dan di bawah. Aku pernah
merasakan berada di roda atas tapi juga berada di bawah. Aq pernah mendapat
penghargaan dipuji banyak orang dan banyak orang yang selalu ingin lebih dekat
denganku, tapi tak jarang aku juga pernah di cemooh, di remehkan banyak orang,
dan bahkan di hina oleh teman yang selama ini aku percaya, aku pernah merasakan
ini semua. Dan tahukah kamu bagaimana perasaanku ketika aku berhasil mencapai
yang aku impikan? Hampa. Ya aku merasakan kehampaan yang nyata. Setelah aku
banyak banyak mengucapkan Alhamdulillah dan setelah itu? Dan inilah sifat manusia
sesungguhnya, manusia tidak akan pernah lupa atas sifat puasnya yang tak pernah
dipunya. Hampa itu terjadi karena aku merasa ah hanya seperti ini, coba aku
dulu begini coba aq dulu begitu dan ntar ak mau begini ntar aku seperti itu
hmmm.. tidak akan pernah bisa bersyukur. Nah itulah sifat yang selama ini aku
berusaha untuk mengendalikannya, berusaha utuk memangkas habis agar bisa
menjadi pribadi yang lebih dari harapan.
Yah beginilah pandangan errorku mengenai sebuah pandangan dan pendapan dari arti sukses itu sendiri, sukses kadang lupa akan syukur dan itu yang selalu aku takutkan, tapi bukan berarti keakutan itu akan menghalangiku untuk lebih jauh melangkah dan berubah. Memang kita tidak bisa menguniversalkan berbagai pendapat, karena penguniversalan sendiri tiap individu tiap daerah itu berbeda, dan seenggaknya saya masih punya panutan dalam cara berfikir dan menurut saya pemikirannya begitu luas dan bijak itulah pemikiran Rasulullah SAW, tempat semua pendapat disandarkan. Shollu ‘ala nabi Muhammad…
Yah beginilah pandangan errorku mengenai sebuah pandangan dan pendapan dari arti sukses itu sendiri, sukses kadang lupa akan syukur dan itu yang selalu aku takutkan, tapi bukan berarti keakutan itu akan menghalangiku untuk lebih jauh melangkah dan berubah. Memang kita tidak bisa menguniversalkan berbagai pendapat, karena penguniversalan sendiri tiap individu tiap daerah itu berbeda, dan seenggaknya saya masih punya panutan dalam cara berfikir dan menurut saya pemikirannya begitu luas dan bijak itulah pemikiran Rasulullah SAW, tempat semua pendapat disandarkan. Shollu ‘ala nabi Muhammad…
Meskipun cuplikanku saat ini agak ngelantur (emang pernah
bener?), aku harap para pembaca entahlah siapa yang mengetahui blog pertama
sekaligus geje ini bisa menikmatinya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar