Jumat, 24 Juni 2016

Bernyanyi? makanan baru apa ini

Bulan Juni ini merupakan bulan paling berkesan. Kenapa? karena pada bulan ini puasa akan dimulai, bulannya umat muslim bakal datang, dan ulang tahunku setiap tanggal 17 Ramadhan juga ada pada bulan ini Subhanallah... pada bulan ini juga banyak hal-hal baru yang aku lewati, seperti judul post ini yakni 'Bernyanyi" :D . Dari aku kecil aku paling grogi, takut, sungkan, malu dan sebagainya kalo berhubungan dengan memerdukan suara, maklumlaah suaraku tak memenuhi kriteria manapun dalam hal menjadi penyani :D dikeluarga kecilku sebenernya ada yang punya suara bagus yakni abah aku, klo sudah abahku yang adzan subuh di musollaku, beeeehhh.... pada narik selimut semua orang-orang, haha bukan bukan bukan. intinya suara abahku itu bagus, renyah, merdu, dan bisa menyesuaikan dengan tempat, maklumlah abahku kan pemimpin sholawat, tadarus dsb di desaku, so, masak abahku pake suara tinggi kalo sholawatan kan alamat orang-orang sesak nafas gak bisa ngikutin :D walaupun abahku punya suara bagus, tapi yang diwariskan hanya mbakku, alhasil hanya mbakku yang punya suara bagus, aku sama kakakku lewat. Aku sangat menyadari dengan kualitas suaraku ini, bukan kualitas ya tapi kejelekan suaraku ini, sebenarnya dari dulu ingin sekali rasanya punya suara bagus sampai aku pernah berkata saat SMP "kalau dari dulu aku punya suara bagus, pasti aku sudah jadi penyanyi dangdut ini" haha, tapi itu benar kok, tapi keinginanku ini sudah ditampis sama guyonan abahku "kamu nanti kalo sudah mondok di jombang gak usah ikut qiro'ah ya" "kenapa abah?" "kasian ustadznya nanti, haha" eng...iii..eng... walaupun aku tau ini hanya guyonan fakta tapi sejak saat itu aku tidak pernah ikut apapun yang berhubungan dengan suara saat aku mondok, walaupun hanya sekedar diba'an Ya Rosulallah di asrama sendiri sama anak putri. dan keinginan untuk menjadi ini itu sudah aku usahakan sekuat tenaga untuk dihapus dalam otakku. seingetku, aku pernah nyanyi satu kali waktu diniyah usia SD, yakni saat muwadaah dan posisiku masih kelas 5, aku bawakan lagu nasyid dengan judul Taksin waktu itu, mungkin karena waktu itu aku dan teman-teman hadroh di belakangku masih sangat imut jadi orang-orang tidak akan mendengarkan suaranya tapi melihat aksi kami. Bicara masalah mengubur mimpi tadi sebenarnya aku tidak mengubur dalam-dalam, aku pernah mempersiapkan suaraku mateng-mateng hanya untuk nyanyi sepenggal lirik dari For The Rest Of My Life Maher Zain demi kelancaran Pidato Bahasa inggrisku di kelas 2 LBAI Mamba'ul Ma'arif waktu itu, ya! hanya demi itu, sederhana bukan? tapi itu butuh latihan berulang-ulang kali. tapi tidak itu saja, aku dua kali mencoba ikut Paduan suara dadakan untuk mengisi Wisuda LBAI Mamba'ul Ma'arif dan asramaku Asrama Sunan Ampel, tapi ya gitu, aku selalu menghindar dari microfone walaupun posisiku mesti di depan karena aku takut suara jelekku kedengaran.
Sepertinya introku terlalu panjang, masih belum menjelaskan entri awal yakni hubungan antar pengalaman bernyanyi dengan bulan juni. oke aku mulai. di bulan Juni 2016 ini kampus mengadakan Pekan Seni Mahasiswa dalam rangka Lustrum Universitas Islam Malang ke-7. Acara tersebut dimulai dari hari rabu tanggal 1 juni 2016 sampai hari rabu tanggal 8 juni 2016. Acara tersebut didukung dengan berbagai lomba, yakni pada tanggal 1 juni 2016 terdapat lomba paduan suara, nasyid, desain slogan, dan fotografi. sedangkan pada tanggal 8 juni 2016 diisi denga lomba berbasis musabaqoh yakni Musabaqoh Tilawatil Qur'an, Musabaqoh Tartil Qiur'an, Musabaqoh Hifdzil Qur'an, dan Musabaqoh Khattil Qur'an. Edaran untuk pendaftaran peserta diinformasikan sejak kurang lebih 3 minggu sebelum dimulainya lomba pertama. peserta di buat sistem delegasi dari tiap-tiap fakutas. dan temen sekamarku tika yang merupakan bintangnya FMIPA dalam hal bernyanyi langsung dicalonkan untuk ikut andil dalam Paduan Suara dan Nasyid, dan dia mengajakku untuk ikut serta juga, aku sempat berfikir berulang kali, kalau ikut paduan suara mungkin oke aja lah walaupun aku merasa pesimis dengan suaraku tapi Padus kan personilnya banyak dan mungkin nanti banyak personil yang suaranya lumayan jadi suaraku tertutupi. tapi kalau nasyid? personilnya cuma 5 orang, pegang mic sendiri-sendiri, harus pake ekspresi penyanyi-penyanyi tivi, gayanya pula, Allah... mateng aku! aku sempat mau mundur dari nasyid, tapi dengan rayuannya dan semangat dari tika akhirnya aku tidak jadi mundur. Alhasil ikutlah saya dalam lomba tersebut. jangan tanya bagaimana keadaan, kondisi, perasaan, dan pikiran saya saat di panggung. tapi tanyalah bagaimana hasilnya, haha. Berkat gemblengan setiap hari dari teman kamarku itu, latihan terus-menerus dan penghirauan dia saat aku bolak balik bilang bahwa suaraku takut merusak padus nasyid nanti. dan akhirnyaaa... jadilah kami juara 3 lomba padus tingkat unisma dan untuk nasyid sampai sekarang saya belum tau. mungkin juara pula, Amiin..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar